Artikel Oerip Soemohardjo – Kelompok 2

Sosok Pemimpin yang Disiplin dan Berwawasan

 

 

Oerip Soemohardjo, lahir pada 22 Februari 1893 di Purworejo, Jawa Tengah. Sejak kecil, Ia dikenal sebagai seorang anak kecil yang nakal yang sudah menunjukan kemampuan kepemimpinannya sedari usia dini. Orang tuanya berharap Oerip dalam mengikuti jejak kakeknya sebagai seorang bupati. Karena itu, setelah menyelesaikan sekolah dasar, Ia dikirim ke OSVIA (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren) di Magelang, sebuah sekolah pendidikan bagi calon pegawai pribumi. Namun, perjalanan pendidikannya berubah ketika ibunya meninggal dunia pada tahun kedua Ia menempuh pendidikan sekolah. Sehingga kejadian ini menjadi titik balik yang membuat Oerip meninggalkan OSVIA dan memilih jalur militer. Ia kemudian mengikuti pelatihan di Meester Cornelis, Batavia yang kini adalah Jatinegara, Jakarta Timur. 

Dalam dunia militernya, semangat juangnya sangat tinggi dan menonjol. Orang mengenalnya sebagai sosok yang disiplin, tegas dan penuh dedikasi. Kecerdasan dan wawasannya terlihat jelas dalam cara Ia berdiskusi maupun menyelesaikan tugas militernya. Pada masanya, Ia dikenal sebagai salah satu perwira pribumi paling berpengaruh. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya di tahun 1945, Oerip juga berperan penting dalam merintis pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Ia diangkat sebagai Kepala Staf Umum pertama TKR, sebelum kemudian tongkat kepemimpinan diserahkan kepada Jendral Sudirman.

Dalam kepemimpinannya, Oerip menunjukkan sejumlah nilai keteladanan yang masih relevan hingga kini. Nilai keberanian bisa dilihat dengan demonstrasi yang baru terjadi. Mereka menggunakan keberanian mereka untuk memperjuangkan hak dan kewajiban yang seharusnya mereka miliki. Demonstrasi ini juga memperlihatkan nilai yang Oerip Soemohardjo miliki yaitu nilai untuk selalu membela kebenaran. Ia merupakan sosok yang selalu jujur dan tidak takut untuk membela kebenaran. Seperti yang Ia perjuangkan dalam persoalan bersama bupati Purworejo, masyarakat juga memperjuangkan hak dan kewajiban mereka. Tuntutan “17+8” yang berisikan berbagai aspirasi dan desakan rakyat kepada pemerintah merupakan cerminan dari nilai membela kebenaran.

Nilai yang Oerip miliki juga merupakan nilai rela berkorban. Kasus yang memiliki dampak terbesar adalah saat pandemi COVID-19. Tahun 2020 merupakan tahun di mana para tenaga medis sangat berkorban bagi kesehatan masyarakat. Dokter, perawat, dan relawan kesehatan rela mengorbankan waktu mereka untuk merawat pasien. Jasa yang mereka tunjukkan merupakan refleksi dari nilai rela berkorban yang juga dimiliki oleh Oerip Soemohardjo. Selain itu, Ia juga memiliki nilai nasionalisme yang tercerminkan dalam kisah hidupnya. Nasionalisme di masa kini bisa terlihat berbagai dukungan produk lokal. Platform sosial media menunjukkan banyak masyarakat yang mencintai produk lokal Indonesia. Ada pula gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang mendorong masyarakat membeli produk UMKM lokal. 

Sosok Oerip Soemohardjo juga mencontohkan keutamaan  Vinsensian. Keutamaan kerendahan hati dibutuhkan agar orang tidak hanya fokus pada dirinya sendiri melainkan juga mau melihat keadaan sekitar. Contoh nyata dari keutamaan kerendahan hati adalah Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, yang terlihat sangat dekat dengan masyarakatnya. Ia dikenal sebagai sosok yang tidak pamrih terjun langsung mendengarkan aspirasi masyarakat. Lalu, Oerip Soemohardjo juga memiliki keutamaan kelembutan hati yang penting untuk membangun sikap saling menghargai di tengah keberagaman Indonesia. Contoh yang bisa dilihat sehari-hari adalah saat berteman di sekolah. Pada era ini, sudah banyak pemahaman oleh rakyat mengenai pentingnya menghargai keberagaman yang ada di Indonesia. Kegiatan seperti pentas seni yang memperlihatkan berbagai suku merupakan salah satu contoh.  Mati raga membantu kita melawan hawa nafsu dan menahan diri dari hal yang tidak baik. Mati raga bisa dilihat dari kegigihan atlet nasional dalam berlatih untuk memperjuangkan kemenangan bagi Indonesia. Meskipun lelah, mereka selalu mendorong dirinya sekuat tenaga untuk berlatih keras. Keselamatan jiwa-jiwa mengingatkan kita tujuan hidup bukan hanya soal harta atau jabatan, melainkan juga tentang nilai moral dan rohani. Dr. Lie Dharmawan merupakan seorang dokter yang membangun rumah sakit apung. Tujuannya agar mereka yang sulit mendapatkan akses kesehatan bisa mendapatkan akses secepat mungkin. Sementara kesederhanaan menjadi pegangan agar kita tidak larut dalam budaya hidup yang berlebihan. Konsumerisme merupakan isu yang juga besar di kalangan masyarakat. Tetapi tren seperti thrift shopping, yaitu kegiatan membeli barang bekas layak guna mengurangi limbah tekstil, merupakan contoh nyata dari keutamaan kesederhanaan yang terjadi di Indonesia. 

Oerip Soemohardjo sebagai seorang Katolik, juga mencerminkan nilai-nilai kitab suci. Oerip Soemohardjo mengajarkan kita tentang nilai keikhlasan dalam mengabdi yang ditunjukkan ketika ia rela meninggalkan kenyamanan hidup pribadinya sebagai pensiunan KNIL. Oerip menunjukkan kepada kita bagaimana Ia melakukan sesuatu yang selaras dengan Kolose 3:23: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”.  Oerip menunjukkan sikap disiplin dan tanggung jawab. Ia merupakan seseorang yang  tegas dan selalu sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas. Sikap Oerip itu seolah-olah sedang menjalankan perintah Tuhan yang tertulis dalam Lukas 16:10 menyatakan, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” 

Selain itu, dalam kehidupan berbangsa, kerendahan hati mencegah kesombongan dan perpecahan. Keteladanan Oerip tampak dalam ketegasan dan keberaniannya dalam menghadapi penjajah yang lebih kuat dari Indonesia. Ulangan 31:6 seolah-olah memberikan kekuatan kepada Oerip. Firman itu berkata: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, jangan takut dan jangan gemetar, sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau”. Firman itu mengajarkan kita bahwa keberanian sejati bukanlah ketiadaan rasa takut, melainkan keyakinan bahwa Allah selalu menyertai perjuangan yang benar.

Nilai- nilai yang dimiliki oleh Oerip Soemohardjo, seperti disiplin, keberaniannya, rela berkorban, nasionalisme, kerendahan hati, dan kesederhanaan, masih sangat relevan hingga saat ini. Dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan masyarakat di Indonesia. Misalnya, nilai keberanian membela kebenaran tercermin dalam perjuangan melawan korupsi, keberadaan lembaga KPK merupakan salah satu wujud nyata dari komitmen bangsa dalam melawan ketidakadilan yang sejalan dengan Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Berarti nilai kejujuran, keberanian, dan keadilan yang dimiliki oleh Oerip harus terus dipegang teguh agar tercipta pemerintahan yang adil. Selain itu, nilai rela berkorban yang Ia tunjukkan, terkhusus pada masa pandemi COVID-19. Para tenaga medis, relawan, dan masyarakat saling membantu merupakan bentuk nyata dari pengorbanan demi kepentingan bersama. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, bahkan keselamatan diri demi merawat pasien. Hal ini tercantum dalam sila kedua Pancasila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Menegaskan bahwa setiap warga negara hendaknya mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi yang ditunjukkan oleh para pahlawan kesehatan pada masa itu.

 

Sitompul, Martin. “Oerip Soemohardjo di Mata Belahan Jiwa.” Historia.ID, 13 Aug. 2025, https://www.historia.id/article/oerip-soemohardjo-di-mata-belahan-jiwa.

 

“ANALISIS KARAKTER KEPEMIMPINAN DAN KEBERANIAN OERIP SOEMOHARDJO DALAM BUKU “OERIP SOEMOHARDJO BAPAK TENTARA YANG DILUPAKAN.”” Online-Journal.unja.ac.id , Foni Refika Anggelia, Anny Wahyuni, 1 Mei 2021, online-journal.unja.ac.id/jejak/article/download/12749/11515. 

 

“Oerip Soemohardjo : Jenderal Yang Legowo.” kumparan, https://kumparan.com/museumdharmawiratama/oerip-soemohardjo-jenderal-yang-legowo-1yqKpL4UbvV. Accessed 24 Sep. 2025.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *