
Frans Seda: Menjadi Teladan dalam Mengabdi pada Bangsa dan Tuhan
Franciscus Xaverius Seda atau yang akrab dikenal Frans Seda adalah pionir telekomunikasi dan tokoh krusial dalam pertumbuhan Indonesia terutama di bidang perekonomian. Sepanjang hidupnya, beliau mendedikasikan dirinya pada perjuangan meraih kemerdekaan dan pemulihan keadaan selepas bebas dari penjajahan. Akan tetapi, fokusnya tidak semata pada urusan duniawi seperti politik dan ekonomi. Beliau juga menaruh perhatian pada nilai iman, moral, dan keberadaan kelompok minoritas agar Indonesia tumbuh sebagai bangsa yang adil serta berakar pada prinsip kemanusiaan. Oleh karena itu, pantaslah Frans Seda disebut sebagai pahlawan keuangan Indonesia yang berlandaskan iman.
Pada masa kemerdekaan Republik Indonesia, beliau aktif di Lasykar KRIS dan Batalyon Paraja/GRISK yang menjaga jalur distribusi pangan dan senjata di Surabaya serta Flores dari serangan Belanda. Sebagai Ketua Pemuda Indonesia di Surabaya, beliau memimpin aksi demonstrasi menuntut bubarnya Negara Jawa Timur bentukan Belanda, lalu duduk di DPR Sementara Jawa Timur untuk mengesahkan penggabungan ke NKRI. Dalam Kongres Umat Katolik I di Yogyakarta, beliau mendorong agar umat Katolik secara resmi menyatakan kesetiaan pada NKRI, sementara di PPI dan IMKI di Belanda, Frans Seda aktif menyebarkan propaganda kemerdekaan ke forum mahasiswa Eropa.
Setelah itu, beliau menjadi Ketua Umum Partai Katolik dan mengarahkan partai tersebut agar berlandaskan Pancasila, bukan semata-mata pada agama. Saat menjadi anggota DPR Gotong Royong/MPRS, Frans Seda ikut merumuskan penetapan UUD 1945 kembali sebagai konstitusi melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Sebagai Menteri Perkebunan, beliau melaksanakan nasionalisasi kebun-kebun Belanda di Jawa dan Sumatra ke tangan Perusahaan Perkebunan Negara yang termasuk dalam BUMN. Sebagai Menteri Keuangan, Frans Seda menjalankan sanering rupiah (Rp1.000 lama = Rp1 baru) untuk menghentikan hiperinflasi 650% dan membuka keran pinjaman internasional lewat IGGI. Selain itu, sebagai Menteri Perhubungan dan Pariwisata, beliau meresmikan jalur Garuda Indonesia ke Eropa, mengawasi perluasan Bandara Ngurah Rai agar bisa menerima Boeing 747, serta menetapkan Bali sebagai destinasi pariwisata internasional resmi Indonesia.
Terlepas dari bidang politik dan ekonomi, Frans Seda juga dikenal peranannya dalam komunitas Katolik di Indonesia. Beliau terlibat sebagai salah satu pendamping Sri Paus Paulus VI dalam kunjungannya ke Indonesia pada tahun 1970, serta menjadi Ketua Panitia Penyelenggara kunjungan Sri Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989. Beliau juga pernah menjabat sebagai anggota Komisi Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian di Vatikan. Tak berhenti di situ, Frans Seda juga mendirikan Yayasan Atma Jaya dan Unika Atma Jaya Jakarta yang menjembatani kegiatan Gereja dengan pembangunan bangsa.
Dari perjalanan hidup Frans Seda ini, tampak jelas mengapa beliau layak disebut sebagai tokoh yang patut diteladani. Dimulai dari dedikasi yang besar bagi bangsa dan negara yang tidak hanya tampak dalam jabatan formal yang beliau duduki, tetapi juga sikap konsisten yang mementingkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi. Pemikiran rasional dan kritis yang dimiliki Frans Seda membuat beliau berani mengambil keputusan ekonomi berisiko tinggi dan mempertanggungjawabkannya, seperti pemotongan nilai mata uang rupiah demi menyelamatkan rusaknya perekonomian. Kebijakan-kebijakan inilah yang menunjukan bahwa beliau selalu memfokuskan dirinya pada pembangunan bangsa, apapun itu dampaknya pada dirinya.
Hal ini selaras dengan ajaran Santo Vinsensius yaitu, mati raga dan penyelamatan jiwa-jiwa. Ia meneladani nilai-nilai nasionalisme sebagaimana diajarkan dalam Yeremia 29:7 yang berbunyi, “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”. Keberhasilan Frans Seda dalam memulihkan keadaan membuktikan adanya kesungguhan hati dalam menjalankan tugas-tugasnya. Ia menjalani tugas bukan sekadar formalitas, melainkan sebagai bentuk pelayanan dan pengabdiannya terhadap Tuhan dan bangsa.
Keterbukaan Frans Seda juga menjadi nilai penting untuk diteladani. Hal ini tampak dari kemampuannya menjalin komunikasi lintas golongan bahkan antarbangsa. Kemampuannya untuk membuka kerja sama dengan pihak luar negeri, seperti merintis jalur penerbangan Garuda Indonesia ke Eropa. Dalam lingkup yang lebih kecil, beliau juga berhasil mendorong umat Katolik Indonesia untuk selalu setia pada NKRI. Dari sikap ini, dapat dipelajari bahwa relasi mampu menjadi kunci utama dalam menjalin kerja sama.
“Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah”, Roma 15:7. Sesuai apa yang diwariskan Tuhan kepada manusia, Frans Seda telah menjadi orang yang terbuka dalam kolaborasi. Beliau mampu menjadi seorang pemimpin yang mendengar dari berbagai pihak demi tercapainya tujuan bersama. Kehangatan dan kelembutan hati yang dipancarkannya, memungkinkan orang-orang menyampaikan aspirasi dengan bebas. Frans Seda mampu menjadi jembatan dari berbagai persoalan, mulai dari masalah dalam kehidupan menggereja hingga masalah dalam dunia politik dan ekonomi.
Dalam kehidupan pribadi Frans Seda, kesederhanaan menjadi ciri yang melekat dalam dirinya. Frans Seda tidak terjebak dalam gaya hidup mewah, melainkan memilih untuk berkontribusi nyata pada masyarakat, salah satunya dengan mendirikan Yayasan Atma Jaya yang fokus pada pendidikan generasi muda. Kesederhanaan membuatnya mudah diterima masyarakat, tidak hanya sebagai pejabat, tetapi juga sebagai teladan moral.
Perbuatan ini sesuai dengan yang tertulis dalam 1 Timotius 6:6-7, “Tetapi ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa pun ke dalam dunia, dan kita pun tidak dapat membawa apa pun ke luar.”. Manusia datang dan meninggalkan dunia tidak membawa apapun, yang dibawa hanyalah amal perbuatan yang dilakukan semasa hidup. Prinsip hidup Frans Seda sendiri adalah, “Berdoa, bertapa, dan bekerja keras”. Kepeduliannya terhadap pendidikan dan kemanusiaan, serta sifat yang tidak mengejar harta dan takhta duniawi, menunjukkan sosok yang sederhana dan rendah hati dalam menjalani hidup.
Frans Seda selalu melibatkan Tuhan dalam setiap langkah hidupnya. Kesetiaan pada iman Katolik membuatnya yakin bahwa setiap keputusan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Keyakinan inilah yang menuntunnya untuk tetap teguh meski menghadapi banyak rintangan. Beliau percaya bahwa iman bukan hanya terus menerus soal doa, tetapi juga tentang bekerja dan berjuang demi sesama. Amsal 3:5-6 berbunyi, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu,” sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Frans Seda semasa hidupnya.
Melalui aksinya, Frans Seda telah menjadi panutan bagi masyarakat luas dalam mengambil peran di kehidupan berbangsa dan bernegara. Tak hanya berpatok pada kesibukan duniawi, beliau juga meluangkan waktunya bagi Tuhan. Belajar dari Frans Seda, keseimbangan dalam bekerja dan berdoa menjadi hal krusial yang perlu ditanamkan pada setiap individu sebagai upaya pengembangan diri menjadi lebih baik bagi diri sendiri dan orang lain. Hal inilah yang perlu dikembangkan pada generasi muda saat ini, sehingga mampu menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi tantangan zaman, tanpa meninggalkan fondasi utama, yaitu Tuhan. Maka, Frans Seda jelas akan selalu menjadi tokoh yang relevan untuk diteladani kapanpun itu dan bagi siapapun itu.
DAFTAR PUSTAKA
CNN Indonesia. (2022). Profil Frans Seda, Pionir Telekomunikasi yang Diusulkan Jadi Pahlawan. CNN Indonesia. Diakses pada 1 September 2025, dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221203134014-20-882360/profil-frans-seda-pionir-telekomunikasi-yang-diusulkan-jadi-pahlawan
Sularto, St. (2022). Jembatan Frans Seda. Kompas.id. Diakses pada 1 September 2025, dari https://www.kompas.id/artikel/jembatan-frans-seda
Wikipedia. (2025). Frans Seda. Wikipedia. Diakses pada 1 September 2025, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Frans_Seda







Leave a Reply