Hoki atau Strategi? Pengalaman Pertama Saya Bermain Mahjong
Mahjong – Permainan Tradisional Tiongkok

Mahjong merupakan permainan tradisional Tiongkok yang sarat strategi, konsentrasi, serta unsur sosial. Permainan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga mengandung nilai budaya yang mendalam. Di SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya, mahjong dijadikan ajang pertandingan dalam rangka penilaian mata pelajaran Bahasa Mandarin.
Awal Mula: Belajar dari Nol dalam Semalam

Yang membuat situasi semakin menantang adalah kenyataan bahwa saya sama sekali belum pernah bermain mahjong. Dengan waktu yang terbatas, saya berniat untuk belajar bersama teman-teman saya di Three Little Frogs Pakuwon Mall, spot terkenal bagi remaja-remaja di Surabaya untuk bermain mahjong. Kecewanya, ketika saya dan teman-teman saya tiba disana, tempatnya fully booked hingga malam. Dalam keadaan terdesak, saya bertanya ke ChatGPT saya terkait tempat-tempat terdekat yang memiliki meja mahjong. Akhirnya, kami menemukan salah satu kafe yang dekat dan bergegas kesana. Kami memutuskan untuk latihan di Basecamp Board Game Cafe GWalk pada malam sebelum pertandingan tingkat kelompok.
Di sana, saya bertemu dengan beberapa susuk-susuk yang baik hati dan bersedia mengajari saya dari nol. Mereka dengan sabar menjelaskan aturan dasar, kombinasi tiles, dan bahkan memberikan tips strategis sederhana. Salah satu nasihat berkesan yang susuknya katakan yaitu “Naga dan arah mata angin itu rasis, maka sebaiknya dibuang langsung.” Meskipun terdengar kasar, nasihat ini ternyata cukup praktis untuk pemula yang belum memahami kompleksitas tiles. Malam itu, saya bermain bersama teman-teman hingga larut, berusaha menyerap sebanyak mungkin pengetahuan dalam waktu singkat.
Pertandingan Tingkat Kelompok: Keberuntungan Pemula
Pada hari pertandingan tingkat kelompok, keajaiban terjadi. Mungkin karena keberuntungan pemula, saya berhasil memenangkan tiga ronde dan menjadi perwakilan kelompok. Jujur saja, saya merasa kemenangan lebih banyak dibantu oleh hoki daripada skill yang sesungguhnya. Hal ini karena dalam pertandingan ini, saya dalam keadaan lelah, kurang fokus, serta berkali-kali melakukan move yang tidak masuk akal. Namun, saya sungguh bersyukur mendapat kesempatan ke ajang berikutnya.
Final Battle: Gugup di Meja Pertandingan

Pertandingan antar perwakilan kelompok diadakan di area Pocin (Pohon Cinta) sekolah dengan atmosfer yang jauh lebih tegang. Hal yang membuat situasi semakin sulit adalah kewajiban untuk mengucapkan nama tiles dalam bahasa Mandarin selama bermain, sementara kemampuan bahasa Mandarin saya masih terbatas.
Strategi
Dalam pertandingan mahjong ini, terdapat berbagai strategi umum dan sederhana yang saya lakukan. Diantaranya yaitu:
1. Membuang Honor Tiles
Mengikuti nasihat susuk di kafe, saya selalu membuang tiles naga dan arah mata angin terlebih dahulu, kecuali jika sudah memiliki pair atau set dari tiles tersebut.
2. Defensive Play
Ketika posisi sudah cukup aman, saya mulai memperhatikan discards lawan untuk menghindari memberikan tiles yang mereka butuhkan.
3. Safe Tile Principle
Jika ragu, saya membuang tiles yang sudah terlihat 2-3 buah di area discard, karena kemungkinan lawan membutuhkannya lebih kecil.
4. Membuang Tile Angka 1 dan 9
Ketika ada kesempatan dimana harus membuang antara angka tengah atau angka 1/angka 9. Maka sebaiknya membuang angka 1 atau angka 9 karena merupakan angka ujung dan hanya menawarkan satu kemungkinan set yang bisa dibentuk.
Selama pertandingan, tangan saya gemetar karena gugup, dan saya bisa merasakan perbedaan signifikan dalam kemampuan strategis lawan-lawan saya. Mereka jelas lebih berpengalaman, lebih tenang, dan memiliki pemahaman mendalam tentang permainan. Pada akhirnya, saya harus menerima kekalahan dengan lapang dada. Saya mendapatkan juara terakhir dan saya merasa bersalah karena telah mengecewakan kelompok saya. Mungkin, saya seharusnya mempelajari strategi-strategi lain dengan mendalam daripada hanya mengandalkan keberuntungan diri dan strategi yang terlalu umum.
Nilai Budaya Mahjong
Meskipun hasil yang mengecewakan, saya dapat memetik beberapa nilai budaya dari permainan mahjong. Lebih dari sekadar permainan, mahjong memiliki makna budaya yang mendalam. Dalam tradisi Tiongkok, mahjong bukan hanya hiburan keluarga saat Tahun Baru Imlek, tetapi juga sarana membangun relasi, mempererat komunikasi, dan melatih konsentrasi. Nilai-nilai yang bisa dipetik antara lain:
- Nilai kebersamaan: mahjong dimainkan berempat, sehingga interaksi sosial menjadi inti permainan.
- Nilai disiplin dan kesabaran: pemain harus menunggu giliran, membaca situasi, dan menahan diri agar tidak gegabah.
- Nilai strategi dan kecerdikan: permainan melatih berpikir cepat, membuat perhitungan, sekaligus menilai risiko.
- Nilai budaya bahasa: dalam konteks sekolah kami, penyebutan tiles dalam bahasa Mandarin menjadi latihan praktis yang memperdalam keterampilan berbahasa.
Meskipun saya belum menjadi juara, pengalaman bertanding mahjong di sekolah sangat berkesan. Dari belajar mendadak di kafe hingga merasakan ketegangan di lapangan sekolah, semuanya membuka mata saya bahwa mahjong bukan sekadar soal menang atau kalah, tetapi juga soal budaya, strategi, dan kebersamaan.







Leave a Reply